Saturday 9 March 2013

Cockpit Dua Awak ternyata dicetuskan oleh Orang Indonesia Loh!

Pernah Ngeliat cockpit pesawat kan ? Pasti yang sering Kamu lihat kokpit dua awak?, nih yang kayak gini

Nah, tau gak ? ternyata kokpit tersebut dirancang oleh Wiweko Soepono, nih fotonya


beliau adalah Direktur Utama Garuda Indonesian Airways yang merupakan kelahiran Blitar, 18 Januari 1923, He is Indonesian Bro. Kokpit yang nantinya disebut Fritz tersebut ini, menjadi cikal bakal dari semua kokpit berawak dua pilot pesawat badan lebar dan jumbo, bahkan sekarang pada jetliner terbesar di dunia – superjumbo Airbus A380. Airbus sendiri bahkan kemudian memberi gelar kehormatan pada Wiweko sebagai "Bapak Two-man Forward Facing Crew Cockpit."

Agar berbeda dan memelopori sesuatu yang baru, ketika Eropa hendak mengembangkan pesawat berbadan lebar Airbus tahun 1967, Roger Beteille, Executive Vice President dan General Manager Airbus Industrie, pernah melontarkan gagasan tentang pesawat Airbus yang kokpitnya diawaki dua orang. Gagasannya mengambil dasar pesawat dua awak buatan Perancis, Caravelle, tapi pasar saat itu hanya mau menyerap pesawat badan lebar Boeing, Douglas dan Lockheed yang kokpitnya tetap dilengkapi side-panel bagi flight engineer.

Sementara Wiweko di belahan Bumi yang lain (Indonesia) telah mengambil langkah berani untuk membuat two-man crew cockpit bagi pesawat kapasitas besar. Ia menciutkan jumlah awak kokpit pesawat bermesin empat Douglas DC-8 dari lima menjadi tiga orang. Alasannya, flight radio operator dan navigator tidak diperlukan lagi di pesawat, karena sudah tertangani penerbangnya.

Beliau mengambilakn kesimpulan tersebut bukan tidak beralasan, dari pengalaman terbang solo melintasi Samudera Pasifik dengan Beechcraft Super H-18 dari Amerika Serikat ke Jakarta, "Bapak Two-man Forward Facing Crew Cockpit" berkesimpulan bahwa kokpit A300 cukup diawaki dua orang saja.
"Keluarkan kursi (flight engineer) itu dan mari kita berunding mengenai pembelian pesawat"
katanya kepada Roger Beteille.

Seketika itu Beteille terkejut, ia telah menemukan seseorang dengan visi jauh ke depan yang sama. Dan orang itu adalah Wiweko Soepono, asal negara berkembang tapi maju pemikiran dan pandangannya dalam menerapkan teknologi mutakhir penerbangan.

Dalam proses pembuatannya, Wiweko Soepono ikut aktif dalam merancang two-man crew cockpit Airbus ini. Juga saat ia bersama Beechcraft merancang dan mempersiapkan Beechcraft Super H-18 untuk terbang solonya melintasi Pasifik. Selama 60 jam Wiweko terbang sendiri melintasi Pasifik, sambil refueling di Honolulu, Pulau Wake, Guam dan Manila. Prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang penerbang.

Wiweko adalah orang Asia pertama yang berhasil terbang sendiri melintasi Pasifik dengan pesawat angkut ringan – sebagai perbandingan, jarak daratan Amerika ke Hawaii lebih jauh daripada jarak New York ke Paris sejauh 5.806,8 km yang ditempuh penerbang terkenal Charles Lindbergh tanggal 20-21 Mei 1927.

Keep Proud Being Indonesia Guys

No comments:

Post a Comment